Kamis, 16 April 2015

Bagian 1

RANGKUMAN HASIL TAUSIAH KEEMPAT
Majelis Ta'lim Rukun Warga 07 Kel. Pegangsaan Dua Kec. Kelapa Gading
Oleh : Ustaz Maryadi


Jamaah yang hadir dalam kesempatan mengikuti tablig, jamaah yang dimuliakan Allah, jamaah yang telah dipilih dan diberikan jalan oleh Allah untuk dapat hadir dan melaksanakan ta’lim. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi karena atas izin dan ridho dari Allah kita senantiasa dapat melangkah dari rumah untuk hadir mengikuti ta’lim, semoga kehadiran kita dalam melaksanakan ta’lim menjadi sababiah menjadi sebab bagi Allah menurunkan rachmat dan barokah bagi kita semua, menjadi sebab bagi Allah menurunkan ketenangan dan pengampunan dosa kepada kita, semoga sabar yang kita tahan dari rumah sampai ketempat melaksanakan ta’lim dapat dicatat malaikat dan menjadi benih keberkahan kenikmatan dan ketenangan hidup dikemudian hari, semoga langkah kita dari rumah menuju tempat untuk melaksanakan ta’lim menjadi doa mohonan ampunan Allah, semoga menjadi langkah yang dapat mengangkat derajat kita didunia dan akherat. Syalawat dan salam selalu tercurah dan dilimpahkan kepada Jungjunan Rasul yang Mulya Nabi yang Agung Nabi Muhammad SAW, tidak lupa kepada keluarga serta para sahabat, tabi’in tabiut.
Materi Tausiah yang akan disampaikan adalah : Sabar 

Allah SWT berfirman dalam QS: Al-Kahfi Ayat-28



Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. QS: Al-Kahfi Ayat-28.

QS: Al-Kahfi Ayat-28. Satu ayat yang mengandung empat catatan sebagai petunjuk Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya termasuk kita. petunjuk dalam hal kita mencari teman hidup agar dalam menjalankan kehidupan kita selalu terjaga berada didalam jalur yang diinginkan Allah untuk manusia yaitu mengabdi dan menyembah Allah.


Catatan pertama: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Merupakan petunjuk untuk sabar dalam arti menahan diri dari keluh dan kesah, petunjuk untuk sabar jiwa raga kita ketika dalam mengikuti mereka orang-orang yang mengajak kejalan agama Allah, yang disampaikan secara turun temurun dari rosul, para sahabat, tabi’in tabiut, alia, alim ulama dan seterusnya.
   
Dikisahkan ketika bada subuh seorang murid datang kerumah gurunya yaitu Abdullah Ibnu Abas – saudara sepupu rosul – dan mengetuk pintu rumah gurunya, Abdullah Ibnu Abas tidak menjawab karena belum terbangun dari tidur dan karena haripun masih jam enam pagi, kemudian simurid duduk didepan pintu bersabar menunggu gurunya bangun. Jam Sembilan Abdullah Ibnu Abas bangun dari tidur kemudian membuka pintu hendak keluar rumah, namun dengan serta merta Abdullah Ibnu Abas kaget melihat muridnya duduk bersabar di depan pintu rumah menunggunya.

Abdullah Ibnu Abas bertanya : “sejak kapan kamu datang dan duduk didepan rumah menunggu aku terbangun dari tidur“. “sejak jam enam pagi guru “murid menjawab. “ kenapa tidak kamu bangunkan aku dari tidurku“ guru menegurnya. Kemudian murid menjawabnya lagi : “maafkan guru, aku lebih memilih tidak berkeluh kasah kemudian jiwa ragaku bersabar menunggu guru menyelesaikan perkara tidur guru, sehingga jika nanti ada pelajaran, guru dapat menyampaikannya kepada kami dengan nyaman dan kamipun dapat lebih nikmat menerimanya. 
Dikisahkan ketika Nabi Musa merasa paling besar kedudukan dan martabat diantara umat, Allah menegurnya dan disampaikanNYA kepada nabi Musa bahwa diatas orang pintar masih ada orang yang lebih pintar, diatas langit masih ada langit, kemudian Allah memerintahkan nabi Musa untuk mencari ilmu kepada nabi Khidir AS yang memiliki ilmu hakekat ilmu yang mampu melihat kedepan, ilmu yang lebih tinggi dari ilmu syareat yang dimiliki nabi Musa. Selanjutnya Nabi Musa mencari dan menemui nabi Khidir.

Nabi Musa berucap : “ wahai Nabi Khidir, aku diperintahkan Allah untuk menuntut ilmukepadamu “.
Nabi Khidir mengatakan : “ wahai Nabi Musa, kamu tidak akan mampu untuk memiliki karakter sabar ketika dalam mengikuti diriku “,

Nabi Musa menjawab : “Insya Allah kamu akan menemukan diriku dalam keadaan sabar“.  
Nabi Khidir berucap : “ kalau engkau mau mengikutiku menjadi muridku, sebagai syaratnya hanya satu permintaanku kepadamu, yaitu selama mengikutiku kamu harus menahan diri dari keluh dan kesah serta kamu dilarang menanyakan sesuatu apapun perihal yang dilakukan oleh diriku sampai dengan di akhirnya aku akan menjelaskan sabab musabab dari segala yang telah aku perbuat, 

Nabi Musa menjawab : “Insya Allah”

Suatu saat ketika nabi Musa dan nabi Khidir naik perahu nelayan, nabi Khidir melubangi perahu yang sedang dinaiki mereka tersebut, 
Nabi Musa bertanya:“ Guru kenapa perahu yang kecil ini dilubangi, bukankah bisa mangakibatkan kita semua menjadi tenggelam”, 

Nabi Khidir menegur nabi Musa : “ bukankah kamu dilarang bertanya, kamu harus bersabar tidak berkeluh kesah menanyakan apa yang aku perbuat”
Nabi Musa; “ ya guru maafkan aku lupa “
Nabi Khidir menjelaskan: “ Ditepi sana ditempat perahu bersandar, ini nanti ada raja dzolim yang suka mengambil harta rakyat kecil, maka oleh sebab itu dari pada diambil raja dzolim lebih baik perahu ini diberi lobang, dan nantikan nelayan masih bisa memperbaiki “.
Kemudian Nabi Khidir dan Nabi Musa melanjutkan perjalanannya, ketika nabi Khidir membunuh anak kecil, 
Nabi Musa bertanya: “ kenapa anak kecil yang tidak punya dosa harus dibunuh”

Nabi Khidir kembali menegur nabi Musa : “ betulkan? Kamu tidak akan mampu mengikutiku dalam keadaan sabar tidak berkeluh kesah menanyakan sesuatu apapun perihal yang dilakukan olehku”
Nabi Khidir menjelaskan: “ Orang tua anak yang dibunuh adalah umat yang soleh dan solehah, sedangkan sianak diperlihatkan oleh Allah merupakan cikal bakal umat yang maksiat yang akan menyusahkan orang tuanya sehingga dapat mengganggu keimanan orang tuanya “  
Catatan kedua: Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka ( karena ) mengharapkan perhiasan dunia ini. Merupakan larangan berpaling dari mereka yang mengajak kejalan agama Allah, hanya untuk sekedar mencari kenikmatan perhiasan dunuawi. Merupakan Larangan berpaling dari ingat kepadaku– Allah, larangan berpaling dari orang alim atau alimulama, larangan berpaling dari perintahku– Allah
Orang yang berkumpul ditempat orang-orang yang belajar agama Allah, atau duduk dengan orang alim selama dua jam, atau Mendengar orang alim sebanyak dua kalimat, Ikut makan dengan ulama sebanyak dua suap, Ikut berjalan dengan ulama sebanyak dua langkah, Allah akan memberi dua surga yang masing-masing keadaannya dua kali lipat dari alam kehidupan didunia tapi modalnya Sholat. Dan sebejat bejatnya orang kalau masih mau mengikuti pengajian, akan bisa menjadi orang yang baik akan ada nur cahaya yang masuk kepadanya.

Sering juga seorang santri ketika dipesantren rajin mengikuti kiayi namun kemudian setelah keluar dari pesantren dia sering berpaling hanya untuk sekedar mencari kenikmatan perhiasan duniawi. Padahal diluar pesantren juga banyak orang yang mengajak kejalan agama Allah,

Ibrohim Bin Malik pernah berucap kepada murid-muridnya : “ Muridku seandainya ada orang yang sibuk mencari sesuatu yang Allah tidak pernah ciptakan maka sesungguhnya ia hanya akan mendapatkan kesiasiaan dalam kehidupannya “, “ wahai guru, sesuatu apa yang  Allah tidak pernah ciptakan “ muridnya bertanya. “ Kesenangan “ Ibrohim Bin Malik. Dan andai kata ada orang sedang merasa mendapatkan kesenangan duniawi, sesungguhnyalah dia sedang mendapatkan kesenangan yang menipu, sedang membuat persepsi salah dari fatamorgana indrawi yang menyesatkan.
Ketika Umar Bin Abdul Aziz terpilih menjadi pemimpin islam di dinasti Bani Umayyah. Umar yang biasanya selalu tampak tegas bukannya senang atau bangga diri, Umar malah menangis  “ Innaa Lillahi wa innaa Ilaihi Raji’uun. Demi Allah, sungguh aku tidak meminta urusan ini sedikitpun, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terang terangan”. Umar sudah mampu melihat bahwa ini adalah sebuah musibah yang akan menjadi beban yang harus diterima dan dipertanggung jawabkan, bukan kesenangan yang memang tidak pernah Tuhan ciptakan.
Petani disawah berkeluh kesah cemburu melihat orang kaya pemilik puluhan bis : “ Seneng benar menjadi dia orang yang kaya, cuma duduk-duduk tapi tiap hari menerima uang setoran puluhan bis, tidak seperti kita yang kerja keras mengolah sawah, dijemur matahari dari pagi sampai sore, namun dalam kerja seminggu belum tentu melihat uang”. Demikian pula orang kaya pemilik puluhan bis berkeluh kesah cemburu melihat Petani disawah : “Seneng benar menjadi Petani disawah, tiap hari pikirannya tenang Cuma nyangkul sambil menunggu kiriman kemudian makan siang disawah,  tidak seperti kita yang berpikir keras tiap hari, namun tidak pernah lepas dari rasa takut yang luar biasa, ketakutan akan mendengar bisnya celaka tabrakan di jalan raya.   
Dikisahkan Seorang petani didesa disana dikaki gunung yang sibuk mencari kesenangan duniawi dari sawah 2800 m2 milik pribadinya, beringas selalu ketakutan tidak dapat meraih  seluruh kesenangan dari sawah miliknya, atau tercecer terbawa dan menjadi milik orang lain. Padahal sesungguhnya ia sedang menyia-nyiakan hidupnya, badannya kering hitam keling, kesepian penuh waswas dan nestapa, sendirian siang dan malam (terang bulan) mengolah sawah miliknya. 
Catatan ketiga:  dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat kami. Merupakan larangan mengikuti, tunduk, taat atau turut terhadap orang yang hatinya telah Allah lalaikan dari mengingati-Ku - Allah, karena secara otomatis suatu saat kita yang akan lalai, dan kalau kita ingin mengetahui seseorang, janganlah menanyakan kepadanya jiwa atau kepribadiannya tetapi lihatlah atau tanyakan dengan siapa dia berteman karena biasanya jiwa dan kepribadian seseorang tidak jauh dari jiwa dan kepribadian orang disekitarnya.
Catatan keempat : serta ( jangan ) menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. Merupakan larangan menuruti hawa nafsu dan adalah keadaannya itu melewati batas, karena barang siapa selalu mengikuti hawa napsunya dia akan disia-siakan oleh Allah, artinya semua urusannya semua ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah.
Nafsu itu tidak ada habisnya seperti nafsu bayi yang masih disusui, ia tidak pernah akan berhenti menyusu keibunya selama bayi itu tidak disapih yang lajimnya dilakukan pada usia bayi dua tahun. Awal disapih tidak diberi air susu si ibu, sibayi akan sengsara menjerit meratap langit, meronta meregang nafsu menolak setiap uluran kasih orang tua, namun seminggu kemudian sang bayi tenang tidak lagi punya nafsu menyusu. Demikian pula nafsu manusia harus disapih walaupun akan mengalami sakaw seperti bayi disapih menyusu oleh ibunya, namun kemudian manusia menjadi terbiasa tidak menuruti hawa nafsu.

RANGKUMAN HASIL TAUSIAH KEEMPAT
Majelis Ta'lim Rukun Warga 07 Kel. Pegangsaan Dua Kec. Kelapa Gading 
Hari/tgl :Jumat/27 Februari 2015
Tempat : Kantor RW.07
Jam : 20.00 s/d 22.00 WIB
Penceramah : Ustaz Maryadi
Materi : Sabar 

0 komentar: